Selasa, 01 Desember 2020

Berbagi Kisah Inspiratif Guru di Tengah Pandemi COVID19

 

Penulis: Mahirotul Haromaini

        Pandemi COVID19 belum juga pulih, angka kematian juga semakin bertambah. Hal ini menyebabkan pemerintah menerapkan PSBB di beberapa daerah. Namun keadaan ini tak menyurutkan semangat para pejuang ilmu untuk tetap belajar dan mengajar. Pada tulisan saya kali ini, saya akan sedikit menceritakan beberapa guru yang kreatif dan ispiratif di tengah pandemi saat ini. Dalam artikel yang sebelumnya saya telah menceritakan sedikit mengenai contoh guru yang kreatif dan inspiratif yaitu Bapak Ujang Setiawan Firdaus yang merupakan seorang guru di SDN Purbayani 1 Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut. Ketika pemerintah menetapkan pembelajaran daring di tengah pandemi seperti ini, Pak Ujang memikirkan nasib para siswanya, beliau berfikir bahwa tidak semua siswanya memiliki Hand Phone, tak hanya itu system layanan internet yang belum terjangkau oleh daerah tersebut menjadi salah satu alasan Pak Ujang untuk memutuskan mengajar muridnya secara langsung dirumah masing-masing. Beliau melakukan hal itu, karena beliau merasa bahwa setiap siswanya berhak untuk belajar dan guru memiliki kewajiban akan hal itu, di tengah keterbatasan situasi dan kondisi beliau tetap mengajar demi para siswanya.

             Beralih dari kisah tersebut, hal yang serupa juga dilakukan oleh seorang Guru asal Sumenep, yaitu Bapak Avan Fathurrohman. Beliau adalah Seorang guru di SDN Batuputih Laok 3 Desa Batuputih Laok Kecamatan Batuputih. Beliau rela untuk berkeliling ke rumah siswa tiga kali dalam seminggu, dengan jarak tempuh yang jauh serta medan yang cukup sulit. Alasan yang diungkapkan Pak avan tidak Jauh berbeda dengan yang diungkapkan oleh Pak Ujang, akibat terkendala dengan alat eletronik dan layanan internet beliau melakukan hal yang luar biasa demi kebaikan para siswanya. Pak Avan menututurkan bahwa beliau sedikit lega ketika pemerintah menyediakan layanan edukasi melalui TVRI sehingga ia menghimbau kepada siswanya untuk mengikuti progam tersebut. Namun, akibat dari tiga sampai lima siwanya tidak memiliki televesi beliau memutuskan untuk kembali mengajar di rumah siswa masing-masing. Sungguh mulia hati mereka, hingga rela menunaikan kewajiban demi memenuhi hak dari siswanya.

        Berbeda dengan Pak Ujang dan Pak Avan yang mengajar di daerah pelosok sehingga rela melakukan hal demikian. Beralih ke daerah kota ada seorang guru dari kota Semarang yang bisa dibilang sebagai guru kreatif dalam mengatasi pembelajaran daring saat ini, yaitu Ibu Yuyun. Beliau merupakan seorang guru di SMA 5 kota Semarang yang mengajar mata pelajaran Bahasa Jawa, salah satu mata pelajaran yang mungkin saat ini kurang diminati oleh siswa. Dalam sebuah wawancaranya bersama bapak Gubernur kota Semarang yaitu Bapak Ganjar Pranowo, beliau mengatakan bahwa memiliki cara tersendiri dalam melakukan pembelajaran daring, beliau juga mengatakan bahwa perbedaan konsep dari setiap guru serta layanan internet yang kurang memadai bagi daerah pelosok mengakibatkan adanya perbedaan penerapan dalam pembelajaran daring saat ini. Banyaknya guru yang kurang memahami teknologi serta layanan internet yang kurang memadai mengakibatkan guru hanya bisa memberikan tugas sebagai langkah praktis yang mereka dilakukakan. Namun berbeda dengan bu Yuyun beliau tidak pernah memberikan tugas dalam pembelajaran daring beliau lebih memilih untuk mengunakan system diskusi forum interaksi dengan menggunakan aplikasi OFFICE 365, yang mana di dalam pembelajaran terdapat interaksi antara guru dan siswa. Selain itu sebelum pembelajaran dimulai beliau selalu melakukan absen dan beliau sangat jelih apabila ada siswanya yang belum absen hingga batas waktu yang beliau tentukan, biasanya beliau bertanya hal tersebut kepada siswanya dan tak jarang ada beberapa dari mereka yang merespon dan menjawab alasan dari temannya yang belum absen. Dalam akhir pembelajarnpun demikian, beliau selalu meminta tanggapan kepada siswanya mengenai pembelajaran yang telah dilakukan, dan kebanyakan banyak yang merespon bahwa pembelajaran daring itu menyenangkan. Menurut Ibu Yuyun untuk mendapatkan respon yang baik diperlukan interaksi yang baik antara siswa dan guru apabila seorang guru sudah mampu memahami karakter siswa maka guru mudah dalam mengambil hati siswanya. Beliau juga menuturkan bahwa dalam kasus ini tidak ada yang bisa disalahkan jika masalah tugas yang menumpuk biasanya terjadi ketika siswa tidak mengerjakannya sesuia jam yang ditentukan, hal itu beliau katakana sesuai dengan pengalaman dari anak beliau sendiri.

                Kisah inspiratif tidak hanya dari kalangan kota dan desa namun dari kalangan pesantren. Saat ini banyak pesantren yang ikut mengakses pengajian online kitab kuning untuk mengisi ramadhan tahun ini, seperti yang saya tuliskan pada artikel saya sebelumnya. Beberapa kisah guru di atas adalah beberapa contoh guru yang kreatif dalam mengatasi permasalahan, beliau tidak hanya mementingkan kepentingan dirinya sendiri tapi juga masih memikirkan hak peserta didiknya. Berbeda tempat berbeda pula masalah yang dihadapi, berbeda konsep berbeda pula cara mengimplikasikannya, namun jika hati dan fikiran saling bekerjasama akan menghasilkan solusi yang saling menguntungkan diantara keduanya. Guru yang dibutuhkan tidak hanya guru yang cerdas secara segi intelektual tapi guru yang kreatif dalam proses pembelajaran dan mengatasi permasalan, pekerjaan guru harus diniatkan dari hati mengabdi tidak untuk kepentingan pribadi dan rezeki sudah ada pengaturnya sendiri. Jika sudah ditanamkan dalam hati maka akan ikhlas dalam mengerjakan tugasnnya. Untuk para generasi muda yang akan menjadi guru maka persiapkan dirimu, negeri ini menunggu aksi dan hasilmu, jadilah guru kreatif yang mampu membuat peserta didik aktif tanpa terkikis.


Berbagi Kisah Inspiratif Guru di Tengah Pandemi COVID19

  Penulis: Mahirotul Haromaini           Pandemi COVID19 belum juga pulih, angka kematian juga semakin bertambah. Hal ini menyebabkan pemeri...